Foto ini diambil saat hari raya lebaran Idul
Fitri tahun 2015 yang lalu, tahun itu adalah idul fitri pertama yang ku lalui
tanpa ada sosok ayah disampingku, tapi kali ini aku tak mau bercerita tentang
beliau. Kali ini aku ingin bercerita tentang adik-adikku yang sangat aku
sayangi. Sebenarnya Ini untuk kali pertamanya aku berfoto bersama adik-adikku
walau ada satu yang tidak ikut berfoto. Oh iya perkenalkan ke 15 adikku, lihat
pada gambar di atas kita urut dari sampingku. Hmmm… Kalau ada yang bertanya aku
yang mana, aku akan langsung remove kamu di fb saat itu juga. Ok kembali ke
topic tentang adikku, mulai dari sampingku yang masang wajah seperti bebegig
berkerudung pink dia adalah Mentari Fatimah adikku yang paling aku sayang,
sifatnya hampir sama seperti sifatku. Keras kepala dan tidak suka dengan yang
namanya kalah, namun bedanya dia cenderung lebih malas dan lebih gampang emosi tapi
bagiku maklum sajalah untuk anak seumuran dia dan menurutku factor lingkungan
pun bisa jadi mempengaruhi sikap dia, dan kalau emosi dan malasnya sudah keluar
gak ada yang bisa menghadapi dia kecuali bibi ku “Marini Soetedi”, entah sihir
apa yang dipakai bibiku untuk menjinakkan adikku ini. Namun anehnya adikku ini
dia sangat aktif dan rajin jikalau di sekolah, dia sangat bisa diandalkan di
OSIS di Sekolahnya dan selain itu juga dia sangat aktif di pramuka. Seperti apapun
adikku itu aku sangat sayang sama dia. Berikutnya sebelah mentari, si pipi
tembeb berkerudung ungu, dia adalah Elin, dia adalah adik tiriku, aku tak punya
banyak cerita tentangnya karena aku baru mengenal dia beberapa hari saja, yang
ku ketahui dia cukup baik anaknya dan cukup penyabar menghadapi keluarganya
yang baru sekarang ini. Lanjut sebelah elin, dari tampangpun pasti sudah
terlihat itu bukanlah adikku tapi beliau adalah nenekku “Salamah Soetedi”.
Karena beliau bukan adikku dan disini kita hanya akan membahas adik-adikku saja
maka kita akan lanjut ke orang selanjutnya, dia adalah gadis berbaju putih dan
berambut panjang, dia adalah Ratih Kurniawasih. Lulus dari sekolah kejuruan
Kesehatan dia langsung bekerja sebagai perawat di sebuah kelinik, tak menyangka
dia sekarang sudah tumbuh menjadi seorang gadis cantik padahal masih terasa
kemarin aku lihat dia masih suka main rumah-rumahan dari tanah dan masih
ingusan seperti anak-anak kecil pada umumnya, ingat juga waktu dulu aku, dia,
dan kakakku “Rizal Kurniawan” kita bertiga pernah berdebat sampai emosi cuma
gara-gara pertanyaan terbuat dari apa sebenarnya kartun SpongeBob itu, adiku
Ratih kekeh kalo spongebob aslinya adalah sebuah keju yang terjatuh ke dalam
laut dan kemudian hidup menjadi sosok spongebob sedangkan aku dan kakakku notot
kalau spongebob adalah hewan laut yang langka yang hanya ada di amerika dan
tidak bisa ditemukan di Indonesia. Kita bertiga saling notot dengan argument
masing-masing terjadi perang dua kubu, kubu aku dan kakaku melawan kubu Ratih,
dan yang menang tentu saja kubu aku. Jelaslah aku dibantu kakakku dan Ratih
cuma sendirian terlebih dia adalah cewek yang masih ingusan saat itu. Tapi
sumpah perdebatan waktu itu kalau dipikir-pikir sekarang gak penting banget
buat didebatin. Lanjut sebelah Ratih ada sikecil yang lagi digendong, yaps dia
namanya Faris Muhammad, Faris adalah satu-satunya adikku yang aku sendiri yang
memberikan nama untuk dia, saat dia terlahir ke dunia ini juga aku yang
mengadzani dia. Saat ini adalah masa saat ia sedang lucu-lucunya. dan aku yakin
dari ke-15 adikku cuma Faris anak yang baru berumur 2 tahunan sudah bisa maenin
game android. Ya jelaslah saat yang lain umur 2 tahun android belum lahir di
dunia ini. Lanjut lagi kali ini yang sedang menggendong Faris dan memakai
pakaian model sama dengannya dia adalah Muhammad Yurizki, dan dia adalah adikku
yang paling baper, disinggung dikit baper, tapi seringnya sengaja bikin
kakaknya kesel!! Tapi beberapa bulan yang lalu dia terserang penyakit
cikungunyah dan dia sampai lumpuh lebih dari 3 bulan, mendengar berita itu aku
sangat khawatir kepadanya tapi saat ia sedang sakit sayang sekali aku tak bisa
menemani karena jadwalku yang sangat padat di kampus. Dan sempat berpikir saat
itu “andai aku kuliah tidak jauh dari rumah” tapi hanya selintas melewat di
kepala, untuk mengobati rasa khawatir telpon dan sms menjadi alternative.
Berikutnya di samping Yuriz ada Rizki Ramadhan, yang paling ku ingat adalah
saat Rizki akan lahir. aku, Ratih, dan kakakku Rizal kita bertiga kembali
berdebat adik yang akan lahir berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Saat
itu ratih kekeh berucap adik yang akan lahir berjenis kelamin perempuan
sedangkan aku dan kakakku kekeh yang akan lahir adalah laki-laki dan benar saja
yang lahir adalah laki-laki dialah Rizki Ramadhan, dan Ratih kembali kami
kalahkan saat itu. Selanjutnya yang berbaju koko putih bergaris hijau adalah
abdijar maulana sidik atau yang akrab dipanggil Abi, saat abi masih berumur 2
tahunan sosoknya mengingatkanku pada adikku yang lain bernama Annisa Amelia
atau yang akrab disapa amel meninggal dunia karena terserang penyakit kanker di
usianya yang baru benginjak 3 tahun. Saat itu adalah salah satu momen yang
paling menyedihkan dalam hidupku, kalau dia masih hidup mungkin sekarang dia
sudah menjadi anak sekolahan kelas 9 SMP. Tingkah abi dulu mirip dengan tingkah
amel tapi sekarang Abi sudah tumbuh menjadi anak SD yang lumayan susah untuk
diatur, ya wajarlah anak-anak seusia dia memang seperti itu. Lanjut kita putar
arah tapi kita menandai yang berbaris di depan kali ini, samping abi anak
berbaju hijau, dia adalah Rafli entah mengapa kalau dilihat lebih dekat rambut
rafli terlihat seperti berwarna pirang dan hampir semua juga bilang seperti
itu, dan yang unik dari dia menurutku, dia anak yang sukanya ngikutin Rizki
kemana-mana entah kenapa akupun tak faham mungkin karena Rizki yang paling
dekat dengannya tapi sebenarnya kalau main kemana-mana mereka tak hanya berdua,
mereka berbarengan dengan Yuriz, Dede (anak berbaju oranye bertuliskan angka
09) dan Aldi anaknya Ceu Yaya tetangga kami. Mereka seringnya kemana-mana berlima
udah kaya power ranger aja mereka tapi gak ada ceweknya. Lanjut kita bahas tiga
anak langsung dari sebelah rafli ada Danial, Galang, dan Sagil. Mereka bertiga
adalah penghibur buatku saat aku pulang dari tempat kuliah mereka bertiga lah
yang selalu menyambutku pertama kali, oh iya tak lupa juga sama si kecil Faris
berarti jadi berempat. Setiap kali aku pulang, rumah biasanya pasti sepi ibu
gak ada, ayah gak ada, bibi-bibiku gak ada, mamang gak ada, kakakku gak ada
adik-adik yang lain pada sekolah. Karena cuma mereka berempat yang belum
sekolah jadi mereka selalu ada di rumah. Oh iya lupa juga masih ada umi
meskipun saat aku pulang umi pasti lagi tidur di kamar, maklum usianya udah
semakin tua butuh banyak istirahat. Dan setiap kali aku pulang, saat membuka
pintu lalu kemudian masuk, beberapa detik aku melihat mereka berempat sedang
asik duduk menonton tv tapi kemudian mereka langsung melirik ke arahku karena
mungkin terpancing suara pintu yang kubuka lalu beberapa detik mereka berempat
melihatku dan kemudian salah satu dari mereka berteriak “aya A Fajaaaar uih,
hayu urang seraaaaang, hiyaaat wat desig, jeder-jeder” yang satu mukul kaki ku
sambil teriak “wat desig wat desig rasakan ini”, yang satu sambil megang
pistol-pistolan “rasakan ini jeder-jeder-jeder”, yang satu lagi sama memegang
pistol-pistolan tapi berbeda kata-kata yang ia keluarkan seakan ia punya sebuah
jurus dalam senjatanya “jurus tembakan apiiiiii hiyaaaaat wuuuuus wuuuus”, dari
kejadian itu seakan-akan mereka melihat aku, aku ini adalah monster dari luar
angkasa yang turun ke bumi dan mereka adalah pahlawan sejenis power ranger yang
gagah berani melawan musuhnya. Tapi dari berempat yang hadir satu dari mereka
tak pernah ikut menyerangku, dia adalah Faris, dia malah anteng meneruskan
tontonannya seakan keramaian yang dibuat ketiga kakaknya itu gak ada
apa-apanya. Danial, Galang, dan Sagil adalah sosok yang paling sering iseng dan
suka cari perhatian sama aku. Kadang pas lagi santai duduk di kursi ruang
keluarga, tiba-tiba aja “wat desig” sagil mukul tanganku dan kemudian berkata
“hayo sini kalau berani hayo aku gak takut” tapi pas aku layani dia lari kabur.
Lanjut lagi sebelah sagil ada Dede, sifat dede gak beda jauh sama rafli dan
rizki dan sebagaimana yang sudah diceriakan dede suka mainnya sama rafli,
rizki, yuriz dan aldi anak ceu yaya tetangga sebelah. Selanjutnya ada Inaya
cewek berkerudung pink sebelah dede yang wajahnya hampir ketutup, gak banyak
cerita tentang inaya, tapi karakternya gak berbeda jauh sama Abdijar (Abi). Dan
yang terakhir adalah Niswana Ilma atau yang akrab disapa Ninis, dari semua
adikku cuma Ninis yang paling doyan nonton sinetron dan film-film FTV atau
sejenisnya, kalau waktu sudah menunjukan waktu penayangan sinetron, berarti TV
hanya milik Ninis seorang dan tak ada yang boleh mengganggu atau memindahkan
channel kalau sampai ada yang memindahkan dia akan naik darah dan menjerit
sekeras-kerasnya dan kalau sampai adegan terakhir terlewatkan maka dia akan
nangis senangisnya dan marah abis-abisan sama yang mindahin channel. Aku pernah
jadi korban dia sampai tanganku digigit dia, udah kaya zombie dia kalau seperti
itu. Dan satu adikku yang tak ikut berfoto, dia Adalah Yanuar Ramadhan atau
keluarga akrab memanggil dia yayang. Saat ini dia duduk di bangku kelas 12 SMK
dan sering cerita dia kalau belakangan ini dia mulai suka dengan salah satu
cewek masih teman satu sekolahan dengannya, dia sampai pernah minta tips
kepadaku bagaimana buat ngedeketin cewek tapi jelas saja aku tak pernah
memberikan tips apa-apa dan malah cenderung melarang dia untuk berpacaran.
Meski sebenarnya, gimana mau ngasih tips orang kakakmu sendiri aja sampai di
usianya yang ke 23 ini masih sibuk dengan kejombloannya. Itulah ke 15 adikku
yang telah memberikan warna-warni dalam hidupku. Oh iya bonus, satu lagi adikku
dia adalah almarhum Fauzan, Fauzan adikku yang telah meninggal di usianya yang
baru menginjak 2 tahunan, ia meninggal karena tercebur di kolam depan rumah,
sungguh itu keteledoran orang serumah sampai tidak ada yang sadar satupun,
astagfirullah innalillahii. Ya Allah aku rindu dengan Fauzan, saat itu dia
sedang lucu-lucunya masih ingat dulu setiap ada tukang dagang jajanan yang
lewat depan rumah, dia menghampiri umi dan berkata ke umi “umi ncis umi ncis
iyong jajan”, tapi kelucuan itu sudah hilang sangat lama, kejadiannya saat aku
masih duduk di bangku SD entah aku lupa kelas berapa. Ya Allah aku sangat
sayang semua adik-adikku, jaga selalu mereka dan bahagiakan mereka di dunia
maupun di akhirat. Dan terkhusus untuk amel dan fauzan semoga ditempatkan yang
terbaik disisiMu Ya Rabb.
Dan beneran ini yang terakhir, Itulah ke 15+2
adikku, mereka adalah malaikat kecilku yang amat ku sayang dan sangat berharga
:D